
Ibu Maya Wermasubun seorang penumpang dalam penerbangan perdana mengakui kehadiran Angkutan Perintis Udara sangat membantu mengingat beliau sebagai orang Tanimbar namun bertugas sebagai ASN di Kota Tual
“Saya sangat berharap agar masyarakat Maluku terlebih lagi masyarakat di Kabupaten Kepulauan Tanimbar ini, memanfaatkan kesempatan ini sebisa mungkin“, tegas Romi.
Pernyataan Kepala Bandara Mathilda Batlayeri di atas sangatlah tepat bila masyarakat dihadapkan pada tempat tinggal dan tempat tujuan yang terhubung dengan transportasi udara. Seseorang yang tinggal di Tual dan bertugas di Saumlaki jika ingin cuti atau dalam tuntutan harus berangkat pulang, maka rute yang mau tidak mau harus dilewati jika menggunakan angkutan udara adalah Ambon. Ambon menjadi kota perantara antara tempat tugas dan tempat tinggal. Disinilah substansi dari pernyataan Kepala Bandara Mathilda Batlayeri.
“Dengan Angkutan perintis masyarakat akan lebih hemat, hemat waktu dan yang terpenting adalah hebat biaya“, jelas Romi. Hal ini dikuatkan lagi dengan fakta bahwa Penerbangan Sipil ke Ambon masih dikuasai oleh hanya satu Maskapai dan tidak dapat dipungkiri berimbas kepada harga tiket pesawat itu sendiri. Jika sudah ada maskapai lain yang masuk ke Saumlaki maka dengan sendirinya akan berakibat ke harga tiket tadi. Memanfaatkan Angkutan Udara Perintis adalah salah satu solusi menekan tingginya tarif pesawat udara di Saumlaki. Sembari menunggu hasil dari usaha yang telah dilakukan oleh Kepala Bandara Mathilda Batlayeri untuk mendatangkan Maskapai baru dalam pelayanan penerbangan di Bandara Mathilda Batlayeri.